Nama : Zenia Zuraini Fatnie Pakaya
Npm :
1C514665
Kelas : 2PA17
1.
Artikel /
berita fenomena identitas diri melalui internet
Fenomena
Kecanduan Internet di Kalangan Pelajar
Di era reformasi saat ini, terjadi
suatu perubahan yang substansial dimana itu terjadi pada generasi muda bangsa
yang adalah tulang punggung Negara. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah
tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang besar
dalam setiap aspek kehidupan masyarakat secara umum dan pelajar secara khusus.
Hasil temuan teknologi tersebut
kemudian dimanfaatkan dalam setiap aktifitas kehidupan manusia. Teknologipun
kian hari kian berkembang seiring berjalannya waktu. Jika mereka tidak mengenal
teknologi, kelak mereka akan tertinggal dalam peradabannya. Namun setiap hal
layaknya seperti sebuah koin, memiliki dua sisi. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi khususnya internet ini selain membawa dampak yang positif maka dengan
sendirinya dampak negatif itu muncul.
Sebelum kita membahas lebih lanjut
lagi mengenai dampak yang diberikan internet, terlebih dahulu kita membahas apa
sebenarnya internet itu.
Internet merupakan sebuah singkatan
dari interconnected networking. Istilah INTERNET berasal dari bahasa Latin
inter, yang berarti antara Internet
adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari
miliaran komputer di dunia. Internet merupakan hubungan antar berbagai jenis
komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya
di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan
satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi. Internet
memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan jarak dan waktu dalam mendapatkan
informasi. Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi dan informasi global.
Ketika kita bergaul dengan internet
maka kita akan mendapatkan banyak hal. Begitu banyak hal yang membuat internet
menarik untuk ditelusuri (surfing and browsing) mulai dari hal- hal yang dapat
memperkaya pengetahuan bahkan sampai pada hal-hal yang dapat merusak
kepribadian seseorang.
KECANDUAN
BANYAK MENYERANG REMAJA
Kebanyakan pelajar merupakan remaja, sehingga para
pelajar sangat mudah terserang kecanduan ini. Remaja yang kecanduan internet
punya kemungkinan lebih besar untuk melakukan perbuatan yang membahayakan diri
mereka, demikian hasil studi ilmuwan Australia-China seperti dilaporkan Reuters
health. Para peneliti mengkaji 1.618 remaja berusia 13 sampai 18 tahun dari
Provinsi Guangdong di China mengenai perilaku memukul diri, menjambak, mencubit
atau membakar diri. Para responden juga diberi tes guna mengukur tingkat
kecanduan mereka terhadap internet. Kecanduan internet telah dikategorikan
sebagai masalah kesehatan mental sejak pertengahan 1990-an dengan gejala yang
serupa dengan kecanduan lain. Tes itu mendapati bahwa sebanyak 10 persen siswa
yang disurvei kecanduan internet pada tingkat sedang, sementara kurang dari
satu persen adalah pecandu berat internet.
Semua siswa yang dikategorikan sebagai kecanduan
tingkat sedang terhadap internet, 2,4 kali lipat lebih besar kemungkinannya
melukai diri sendiri, satu sampai lima kali dalam 6 bulan belakangan
dibandingkan dengan siswa yang tidak kecanduan internet, kata Dr. Lawrence Lam
dari University of Notre Dame, Australia. Siswa yang kecanduan Internet pada
tingkat sedang hingga parah hampir lima kali lipat lebih mungkin dibandingkan
dengan siswa yang tidak kecanduan untuk melukai diri mereka sendiri enam kali
atau lebih dalam 6 bulan belakangan, kata Lam dan rekannya dari Sun Yat-Sen
University, Guangzhou.
Untuk para orang tua, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah :
1. Sesuaikan pengawasan yang diberikan dengan usia anak.
2. Di usia TK, anak hanya sebatas melihat dan menerima penjelasan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya. Orang tua harus mencarikan informasi dan membukakan halamannya.
3. Pada usia SD dan SMP, anak dapat browsing secara mandiri. Namun, beri batasan apa saja yang boleh dikunjunginya. Orang tua mesti berada di samping anak untuk mendampinginya berselancar di world wide web.
4. Bekali anak dengan pegangan moral. Inilah yang akan memagari mereka dari keburukan yang mungkin ditemuinya saat browsing.
5. Berikan aturan yang jelas. Pastikan anak memiliki batasan waktu maupun budget untuk mengakses internet. Rambu inilah yang dapat mengawal anak yang sudah remaja ketika memanfaatkan internet di kesehariannya
1. Sesuaikan pengawasan yang diberikan dengan usia anak.
2. Di usia TK, anak hanya sebatas melihat dan menerima penjelasan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya. Orang tua harus mencarikan informasi dan membukakan halamannya.
3. Pada usia SD dan SMP, anak dapat browsing secara mandiri. Namun, beri batasan apa saja yang boleh dikunjunginya. Orang tua mesti berada di samping anak untuk mendampinginya berselancar di world wide web.
4. Bekali anak dengan pegangan moral. Inilah yang akan memagari mereka dari keburukan yang mungkin ditemuinya saat browsing.
5. Berikan aturan yang jelas. Pastikan anak memiliki batasan waktu maupun budget untuk mengakses internet. Rambu inilah yang dapat mengawal anak yang sudah remaja ketika memanfaatkan internet di kesehariannya
2. Sebutkan aspek demografis (gender, usia, budaya) dari
individu pengguna internet. Lalu jelaskan dampak negative dan positifnya!
B. Aspek Demografis dari individu
pengguna internet.
Situs jejaring social memiliki
beragam fitus teknis. Namun pada umunya, mereka memuat dan memperlihatkan
profil penggunanya serta daftar teman yang juga merupakan pengguna dalam system
tersebut. Umumnya profil disusun berdasarkan pernyataan yang mengacu pada usia,
gender, lokasi, dan “tentang saya”. Biasanya pengguna dapat mengetahui
gender pengguna lain berdasarkan nama atau foto profil yang diunggah pengguna
lain. Ini digunakan untuk memperkenalkan diri kepada dunia maya tentang siapa
dan bagaimana tentang dirinya.
Berangkat dari studi mengenai
komunikasi interpersonal dan media, para peneliti telah mengembangkan tipologi
untuk berbagai motif dalam penggunaan internet, yaitu:
1.
Kegunaan interpersonal
2.
Mengisi waktu luang
3.
Pencarian informasi
4.
Kemudahan/kenyamanan
5.
Hiburan
Diseluruh di dunia, terutama di
Indonesia, usia muda adalah usia yang banyak menggunkana internet dan banyak
menghabiskan waktu didunia maya dan bersosialisaisi dijejaring sosial seperti
facebook, twitter ataupun jaringan sosial yang lain. Pemasar yang ingin
memasarkan barang produksi untuk kaula muda dapat memanfaatkan social media
sebagai sarana promosi yang sangat ampuh. Contohnnya situs http://www.tokobagus.com/
yang dimana pemasar dapat mempromosikan barang produksinya disitu tersebut.
V.
Kesimpulan
Banyak sekali terjadinya fenemona
identitas diri melalui internet secara identitas nyata maupun identitas virtual
yang memungkinkan individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah
identitas lain yang sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Saat ini banyak sekali jejaring
sosial yang bermuculan, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan
lain-lain. Banyak orang yang mengunakan identitas palsu atau bisa disebut
anonim untuk mendaftrakan diri / menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan
sosial. Antaralain faktor-faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas
palsu adalah untuk menutup jejak didunia maya, dan menjaga repotasi harga diri.
Dimana seseorang ingin meluapkan emosinya didunia maya, tanpa diketahui oleh
orang lain siapa dia sebenarnya.
Jadi perkembangan internet pun akan
berdampak positif maupuun negatif, tergantung dengan individu itu sendiri yang
mengunakan atau berinteraksi dengan internet.
3.
Berikan contoh kasus kecanduan terhadap internet. Lalu cari solusi dan cara
mencegahnya!
Anda jangan kaget jika game online
tidak hanya membuat candu anak-anak, bahkan mahasiswa pun ada yang “terjerumus”
kecanduan game online. Kasusnya terjadi pada mahasiswa ITB, kebetulan mahasiswa
di lingkungan fakultas saya. Nilai-nilai kuliahnya anjlok.. jlok..jlok, bahkan
terancam drop out (DO), setelah ybs kecanduan game online. Bisa dimengerti
kenapa anjlok sebab ia jarang kuliah, tidak ikut ujian, dan tidak membuat tugas
kuliah. Untung saja kasus ini dapat diketahui oleh dosen walinya sehingga
orangtuanya dipanggil ke kampus. Namun untuk melepaskan si mahasiswa dari
kecanduan game online rupanya tidak mudah, dia perlu didampingi dua orang
piskolog sekaligus untuk melepaskan ketergantungannya pada game online. Seperti
apa terapinya saya kurang tahu. Yang jelas dukungan dan perhatian dari
orangtua, teman, dan lingkungan sangat dibutuhkan dalam proses melepaskan ketergantungan
game onlinetersebut.
Saya tidak mendengar kabar
selanjutnya tentang mahasiswa yang kecanduan game onlinetersebut, namun
sekarang ganti mahasiswa di bawah perwalian saya sendiri yang terkena candu
game online. Program TPB-nya (tingkat 1 di ITB) sangat kritis, dia terancam D.O
sebab sebagian besar mata kuliah TPB-nya tidak lulus. Kesempatan terakhir
tinggal pada semester ini saja untuk menyelamatkan nasibnya di ITB. Parah,
parah, parah!
ada beberapa tips yang dapat
digunakan untuk memantu mereka mengatasi kecanduan tersebut.
- 1. Miliki Niat dan Tekat yang Kuat untuk Berubah
Jika Anda serius untuk berhenti dari kecanduan ini, memang hal pertama yang harus Anda miliki adalah tekad serta kemauan yang kuat untuk terlepas dari kebiasan tersebut. Memang awalnya akan mengalami kesulitan untuk tetap bisa menjaga komitmen. Namun percayalah, bila niat Anda kuat, maka Anda akan bisa melewatinya dengan baik, motivasilah diri Anda bahwa Anda pasti bisa berubah. - 2. Perkuat Hubungan Anda dengan Tuhan
Hal yang satu ini tidak dapat Anda sepelekan karena dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, Anda akan lebih percaya diri bahwa Anda dapat berubah. Berdoalah selalu dan perbanyak mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. - 3. Pikirkan Selalu Dampak Buruknya
Dengan selalu memikirkan dampak buruknya, sedikit demi sedikit Anda akan mulai menjauhi game online tersebut, karena dengan cara ini Anda akan tersugesti seandainya hal-hal buruk tersebut menimpa diri Anda sendiri. - 4. Berhentilah Bermain Game Online
Karena Anda sudah berkomitmen untuk sembuh dari kecanduan ini, maka Anda harus mau untuk berhenti memainkan permainan tersebut. Jangan Anda mengurangi durasi bermain Anda, tetapi berhentilah saat itu juga, karena bila Anda hanya mengurangi durasinya, maka keinginan untuk memainkannya pasti akan muncul kembali, bahkan mungkin lebih besar, sehingga Anda tidak dapat mengendalikannya. Pikirkanlah selalu bahwa lebih baik tidak memainkannya daripada terjerumus lagi. Namun suatu saat, ketika Anda sudah dapat mengendalikan kecanduan Anda, bila tiba-tiba Anda ingin memainkannya, maka Anda tidak perlu merasa khawatir karena pasti Anda sudah bisa mengendalikan diri Anda. - 5. Terbuka pada Orang Terdekat
Ceritakanlah tentang kecanduan yang Anda alami kepada keluarga Anda supaya keluarga Anda dapat memberi dukungan atau jalan keluar untuk Anda. Jangan malu untuk berkata jujur kepada mereka. Dengan keterbukaan Anda itu akan memberi kepercayaan diri untuk terlepas dari kecanduan game online. - 6. Menjauhkan Diri dari Perangkat Game Anda
Segera kemasi dan sembunyikan perangkat game Anda supaya Anda tidak tergoda untuk memainkannya lagi. Usahakan di kamar Anda tidak terpasang perangkat game online, karena kurangnya pengawasan dari orang terdekat atau dari orang tua Anda, maka Anda akan tergoda untuk memainkannya tanpa adanya teguran dari mereka. - 7. Melakukan Hal Positif saat Waktu Luang
Sebisa mungkin luangkan waktu Anda untuk melakukan kegiatan lain selain bermain game online. Perbanyak kegiatan positif yang bisa Anda lakukan seperti bersenda gurau dengan keluarga, olahraga, menulis blog, bermain musik, dan sebagainya. Buat diri Anda sesibuk mungkin dengan hobi baru Anda sehingga Anda tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan bermain game onlline kembali. - 8. Berbaurlah dengan Orang Lain
Berinteraksi dengan orang lain sangat penting bagi manusia. Oleh karena itu, mulailah keluar rumah jangan mengurung diri di kamar, hubungi segera teman-teman Anda untuk kumpul bersama membahas kegiatan yang positif.
4.
Sebutkan etika-etika dalam penelitian internet!
etika dalam penelitian internet
1. Menghormati martabat subjek
penelitian
Penelitian yang dilakukan harus
manjunjung tinggi martabat seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan
penelitian, hak asasi subjek harus dihargai.
2. Asas kemanfaatan. Penelitian yang
dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi.
Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada
resiko/dampak negatif yang akan terjadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan
tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.
3. Berkeadilan.
Dalam melakukan penelitian, setiap
orang diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak
dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
4. Informed consent.
Informed consent merupakan
pernyataan kesediaan dari subjek penelitian untuk diambil datanya dan ikut
serta dalam penelitian. Aspek utama informed consent yaitu informasi,
komprehensif, dan volunterness. Dalam informed consent harus ada penjelasan
tentang penelitian yang akan dilakukan. Baik mengenai tujuan penelitian,
tatacara penelitian, manfaat yang akan diperoleh, resiko yang mungkin terjadi,
dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik diri kapan saja.
5. Sebutkan aktivitas-aktivitas yang tergolong dalam
tindakan plagiat!
1. "Copy & Paste
Plagiarism"
Jika seseorang melakukan tindakan
copy & paste terhadap suatu sumber tertentu, orang tersebut harus meletakan
tanda kutip serta nama sumber kutipan tersebut.
2. "Word Switch
Plagiarism"
Mengambil dan menulis suatu kutipan
dari sumber tertentu dan hanya mengubah sedikit kata, phrase, atau kalimat juga
merupakan tindakan plagiat. Oleh karena itu, penulis harus tetap meletakan
tanda kutip pada tulisannya. Untuk menghindari tuduhan plagiat, seorang penulis
sebaiknya melakukan paraphrasing.
3. "Style
Plagiarism"
Jika seorang penulis menulis suatu
tulisan dengan mengikuti cara atau gaya seseorang dalam menyampaikan ide atau
alasan, penulis tersebut juga dikatakan sebagai plagiat. Penulis yang meniru
gaya menulis orang lain termasuk pada tindakan plagiat gaya (Style
Plagiarism)walaupun tulisan tersebut tidak memiliki kesamaan kata dan frase
sekalipun.
4. "Metaphor Plagiarism"
Terkadang seseorang menulis dengan
tujuan untuk menyentuh sisi emosional pembacanya. Aktivitas menulis yang
mengikuti cara seseorang dalam membuat susunan, gaya bahasa, kata, dan kalimat
merupakan tindakan plagiat.
5." Idea Plagiarism"
Tindakan plagiat pada jenis ini
memang sedikit sulit untuk dipahami. Plagiat ide terjadi jika seseorang
menuliskan suatu kesimpulan, solusi, atau pengertian tentang suatu hal yang dia
peroleh dari suatu sumber tertentu. Contohnya, seseorang yang menuliskan
tulisan mengenai “Strategi Penanggulangan Banjir” yang dia dapat dari
seseorang. Tindakan penulis tersebut akan termasuk plagiat jika tidak
mencantumkan sumber referensi tulisan.
6.
Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan plagiat!
Faktor Tindak Plagiat
Beberapa faktor yang menyebabkan
tindak plagiat masih terjadi di kalanagan mahasiswa adalah:
Kurangnya pengetahuan tentang aturan
penulisan karya ilmiah.
Mahasiswa seringkali di berikan
banyak tugas oleh dosen. Di dalam membuat tugas yang di berikan oleh dosen,
sebagian mahasiswa belum mengerti tentang bagaimana tata cara
membuat karya ilmiah. Oleh sebab itulah sangat penting untuk
memahami tata cara penulisan yang baik dan benar.
Penyalahgunaan teknologi
Di dalam erang yang serba modern,
banyak sekali kita mendapatkan sebuah informasi. Entah itu melalui medai
cetak maupun media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang
menggunakan teknologi sebagai bahan referensinya, internet
adalah salah satu contoh yang sering di gunakan oleh
mahasiswa untuk bahan referensi. Akan tetapi mahasiswa sering tidak
mencantumkan sumber yang mereka peroleh ke dalam tugasnya.
Malas
Sifat malas pasti
ada pada dalam diri seorang manusia, begitupun seorang mahasiswa
pasti mempunyai sifat malas. Karena dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh
dosen sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan copy-paste karya
seseorang dengan tidak mencantumkan darimana sumber
yang mereka dapatkan.
Tidak percaya diri
Mahasiswa sangat berbeda sekali
dengan seorang siswa. Seringkali mereka tidak percaya
diri akan pikiran-pikiran yang mereka keluarkan. Bahkan mereka beranggapan
karya orang orang lain di anggap lebih sempurna dari pada karyanya
sendiri. Tetapi tiu belum pasti benar. Yang harus di tanamkan di
dalam diri setiap mahasiswa adalah kepercayaan diri.
Hanya menginginkan nilai bagus.
Bayak mahasiswa yang kuliah hanya
untuk mendapatkan gelar saja. Mereka tidak dapat mengembangkan pola fikirnya.
Sehingga mereka berfikiran sempit dengan beranggapan kuliah hanya untuk mendapat
nilai bagus. Sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk mendat nilai bagus
dari dosen.
Sanksi belum ditegakkan secara tegas
Di Indonesia
sudah terdapat perlindungan terhadap hasil karya
seseorang. Akan tetapi hukum yang sudah ada belum secara maksimal di tegakkan.
Sehingga tindak plagiat masih terjadi di kalangan mahasiswa. Bahkan tidak dapat
di bedakan antara kaya yang asli dengan karya jiplakkan. Karena ahlinya
seorang plagiator.
Upaya Untuk Mengurangi Tindak
Plagiat
Ditinjau dari faktor-faktor yang telah
diuraikan diatas, penyebabkan plagiat tetap berlangsung di kalangan mahasiswa,
ada beberapa upaya yang harus di lakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi
plagiat ialah sebagai berikut:
Mempelajari tata cara penulisan
karya ilmiah.
Di dalam
kehidupan sebagai mahasiswa kita harus selalu membaca. Kita pasti
mendapatkan buku panduan untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah. Sehingga kita
baca dan pahami bagaimana tatacara dalam membuat sebuah karya tulis
ilmiah.Tindakan yang tegas bagi para plagiator.
Hukum harus bertidak tegas terhadap
para plagiator. Jangan pandang bulu. Sehingga dalam penegakan hukum
dapat berjalan dengan lancar dan membuat jera para
plagiator. Menanamkan moral anti plagiat dalam diri
sendiri.Penanaman moral anti plagiat sangat penting sekali. Mereka
harus percaya diri dalam mengerjakan tugas. Bukan nilai yang baik dalam
mengerjakn tugas, tetapi ilmu yang bermanfaatlah yang kita cari. Sehingga terdi
sifat menghargai antar karya seseorang.
Beberapa upaya telah dilakukan
institusi perguruan tinggi untuk menghindarikan masyarakat akademisnya, dari
tindakan plagiarisme, sengaja maupun tidak sengaja. Berikut ini, pencegahan dan
berbagai bentuk pengawasan yang dilakukan antara lain (Permen Diknas No. 17
Tahun 2010 Pasal 7):
Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan
disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan dari yang bersangkutan, yang
menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat.
Pimpinan Perguruan Tinggi
berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan
perguruan tingginya, seperti portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan
oleh Direktorat Pendidikan Tinggi.
Sosialisasi terkait dengan UU Hak
Cipta No. 19 Tahun 2002 dan Permendiknas No. 17 Tahun 2010 kepada seluruh
masyarakat akademis.
Selain bentuk pencegahan yang telah
disebutkan di atas, sebagaimana ditulis dalamhttp://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism,
ada langkah yang harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindarkan kita dari
plagiarisme, yaitu melakukan pengutipan dan/atau melakukan paraphrase.
PengutipanMenggunakan dua tanda
kutip, jika mengambil langsung satu kalimat, dengan menyebutkan sumbernya.
Menuliskan daftar pustaka, atas
karya yang dirujuk, dengan baik dan benar. Yang dimaksud adalah sesuai panduan
yang ditetapkan masing-masing institusi dalam penulisan daftar pustaka.
Tips menulis, agar terhindar dari
plagiarisme
Tentukan buku yang hendak anda baca
Sediakan beberapa kertas kecil
(seukuran saku) dan satukan dengan penjepit.
Tulis judul buku, pengarang,
penerbit, tahun terbit, tempat terbit, jumlah halaman pada kertas kecil paling
depan
Sembari membaca buku, salin ide
utama yang anda dapatkan pada kertas-kertas kecil tersebut.
Setelah selesai membaca buku, anda
fokus pada catatan andaKetika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari
buku yang telah anda baca, fokuslah pada kertas catatan.
Kembangkan kalimat anda sendiri dari
catatan yang anda buat.
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun
2010 telah mengatur sanksi bagi mahasiswa yang melakukan tindakan plagiat. Jika
terbukti melakukan plagiasi maka seorang mahasiswa akan memperoleh sanksi
sebagai berikut:
Teguran
Peringatan tertulis
Penundaan pemberian sebagian hak
mahasiswa
Pembatalan nilai
Pemberhentian dengan hormat dari
status sebagai mahasiswa
Pemberhentian tidak dengan hormat
dari status sebagai mahasiswa
Pembatalan ijazah apabila telah
lulus dari proses pendidikan.
7. Sebutkan cara dan upaya untuk mengurangi plagiat!
Plagiat yang sering terjadi di
kalangan pelajar maupun mahasiswa terkadang tidak menjadi permasalahan pokok
dalam bidang akademik sehingga hal itu kerap terjadi dan merupakan priklaku
yang sangat lumrah bagi kalangan pelajar maupun mahasiswa. Berikut ini beberapa
cara untuk mencegah terjadinya plagiat, di antaranya:
1. Pihak akademik maupun perguruan
tinggi memberikan suatu pemahaman akan pentingnya bersikap benar dan anti
plagiat
2. Pihak perguruan tinggi selalu
mengawasi setiap tugas mahasiswa dalam bentuk apapun
3. Dalam melaksanakan pembelajaran
dari pihak akademik selalu memberikan pemahaman tentang kode etik mahasiswa
4. Pada setiap karya ilmiah yang
dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilampirkar pernyataan yang
ditandatangani oleh penyusun bahwa :
• Karya ilmiah tersebut bebas
plagiat
• Apabila terbukti terdapat plagiat dalam
karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.[2]
C. Penanggulangan
Hal yang harus dilakukan ketika
plagiat itu terjadi, diantaranya:
1. Memberikan sanksi terhadap
palajar atau mahasiswa jika diketahui malakukan plagiat
2. Pihak jurusan atau ketua jurusan
memberikan mandat terhadap salah satu dosen untuk memberikan suatu kesaksian
terhadap mahasiswa yang melakukan plagiat[3]
3. Melakukan tindak lanjut terhadap
mahasiswa yang di duga melakukan plagiat dan apabila tidak terbukti maka sanksi
juga tidak dapat dijatuhkan terhadap mahasiswa.
Dengan adanya upaya dari pihak
sekolah khususnya pihak akademik itu sendiri mungkin prilaku plagiat akan
terhapuskan dan juga perlunya kesadaran dari individu itu sendiri ketika
individu tersebut sudah mulai sadar maka, kebenaran juga akan melekat pada
dirinya dan menjadi suatu acuan kebenaran dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah
maupun tugas kuliah. Plagiat yang sering terjadi ketika kita gampang mengakses
semua tugas di internet dan dengan kata lain perlu adanya pengaturan dalam
internet agar tidak dapat di Copy Paste ke dalam Word. Dengan adanya upaya
seperti itu tentunya para pelajar maupun mahasiswa juga akan berupaya sendiri
untuk mencari bahan referensi ke perpus atau ke tempat lain selain internet dan
tentunya juga sangatlah penting menambah sumber daya buku yang ada di
perpustakaan sekolah atau kampus agar dapat memberikan bantuan untuk para
pelajar maupun mahasiswa untuk tidak melakukan tindakan plagiat.
sumber:
Barnbaum, C. “Plagiarism: A
Student's Guide to Recognizing It and Avoiding It.” Valdosta State
University”
http://www.valdosta.edu/~cbarnbau/personal/teaching_MISC/plagiarism.htm(Accessed
23 January 2006).
Liles, Jeffrey A. and Michael E.
Rozalski. “It's a Matter of Style: A Style Manual Workshops for
Preventing Plagiarism.” College
& Undergraduate Libraries, 11 (2), 2004, p. 91-101.